Materi Pembelajaran Copy Right By Suhariyono 2016

Media Pembelajaran Informatika

Aceh

NANGGROE ACEH DARUSSALAM BERIBUKOTA BANDA ACEH
Suku Bangsa

Suku Aceh (bahasa Aceh: Ureuëng Acèh) adalah nama sebuah suku penduduk asli yang mendiami wilayah pesisir dan sebagian pedalaman Provinsi Aceh, Indonesia. Suku Aceh mayoritas beragama Islam.[5] Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Aceh, yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Melayu-Polinesia Barat dan berkerabat dekat dengan bahasa Cham yang dipertuturkan di Vietnam dan Kamboja.[5][6] Suku Aceh sesungguhnya merupakan keturunan berbagai suku, kaum, dan bangsa yang menetap di tanah Aceh. Pengikat kesatuan budaya suku Aceh terutama ialah dalam bahasa, agama, dan adat khas Aceh.

  1. Suku Alas
  2. Suku Kluet
  3. Suku Lekon
  4. Suku Aceh
  5. Suku Aneuk Jamee
  6. Suku Batak Pakpak
  7. Suku Devayan
  8. Suku Gayo
  9. Suku Haloban
  10. Suku Jawa di Aceh
  11. Suku Nias
  12. Suku Sigulai
  13. Suku Singkil
  14. Suku Tamiang
Tarian Tradisional

Tarian tradisional Aceh menggambarkan warisan adat, agama, dan cerita rakyat setempat.[37] Tari-tarian Aceh umumnya dibawakan secara berkelompok, di mana sekelompok penari berasal dari jenis kelamin yang sama, dan posisi menarikannya ada yang berdiri maupun duduk.[38] Bila dilihat dari musik pengiringnya, tari-tarian tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam; yaitu yang diiringi dengan vokal dan perkusi tubuh penarinya sendiri, serta yang diiringi dengan ensambel alat musik. Berikut ini tarian tradisional yang terdapat di daerah aceh :

  1. Tari Seudati
  2. Tari Seudati berkembang di Aceh pertamakali pada saat Agama Islam masuk di Aceh. Tarian tradisional Aceh ini diperkenalkan oleh penyebar agama Islam yang berasal dari Arab Saudi di Aceh, sehingga bahasa atau istilah yangdipergunakan dalam penyebaran agama dititik beratkan pada istilah bahasa Arab. Syahadati dan syahadatain menjadi seudati, kemudian saman menjadi meusaman ( yang artinya delapan ) orang. Pada zaman kolonial, tari tradisional Seudati Aceh pernah dilarang oleh pemerintah Belanda, karena tari tradisional Aceh ini termasuk pada kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan.Dalam penampilannya tari seudati ini dipimpin oleh seorang Syekh (pimpinan). Syekh ini dibantu oleh wakil yang disebut Apet Syekh. Tari ini ditarikan oleh delapan orang penari dan dibantu oleh dua orang penyanyi sebagai pengiring tari(Aneuk Syahi)

  3. Tari Mesekat
  4. Tarian Mesekat adalah salah satu bentuk tarian tradisional masyarakat aceh yang mengkombinasikan gerakan tangan serta badan dengan lantunan syair-syair berisi tuntunan keagamaan dan kehidupan bermayarakat. syair-syair tersebut dilantunkan oleh para penari sambil melakukan gerakan tarian. Mesekat biasanya dimainkan oleh kaum pria yang jumlahnya minimal 18 orang.Mesekat pertama kali dikembangkan oleh Tengku Mbelin (Tengku Haji Hasan) Lawe Due, kemudian dikembangkan oleh muridnya Tengku Muhammad Nya'kub Pagan yang kini tinggal di Kute Melie.


  5. Tari Likok Pulo
  6. Tari likok pulo diciptakan oleh seorang Ulama tua berasal dari Arab tarian ini lahir sekitar tahun 1849, yang hanyut di laut dan terdampar di Pulo Aceh atau sering juga disebut Pulau (beras). Diadakan sesudah menanam padi atau sesudah, biasanya pertunjukan dilangsungkan pada malam hari bahkan jika tarian dipertandingkan berjalan semalam suntuk sampai pagi. Tarian dimainkan dengan posisi duduk bersimpuh, berbanjar bahu membahu.Likok artinya gerak tari sedang Pulo artinya Pulau, sesuai dengan nama tariannya yang berasal dari Pulo Aceh (Pulau Aceh) yaitu sebuah pulau kecil yang terletak di ujung sebelah Utara Pulau Sumatera yang dinamakan juga pulau Breuh atau Pulau Beras. Likok Pulo dimainkan dalam posisi duduk bersimpuh, berbanjar bahu-membahu.

  7. Tari Laweut
  8. Laweut berasal dari kata Seulawet , sanjungan pada Nabi Muhammad S.A.W tari ini di persembahkan oleh delapan orang wanita yang disebut juga seudati iring. Tari ini di pergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dalam keagamaan pendidikan dan pembangunan.





  9. Tari Pho
  10. Tarian Pho merupakan Tarian tradisional Aceh yang berasal dari kata Pho, peubae, peubae artinya meratoh atau meratap. Pho adalah panggilan atau sebutan penghormatan dari rakyat hamba kepada Yang Mahakuasa yaitu Po Teu Allah.Tarian ini dibawakan oleh para wanita, dahulu biasanya dilakukan pada kematian orang besar dan raja-raja, yang didasarkan atas permohonan kepada Yang Mahakuasa, mengeluarkan isi hati yang sedih karena ditimpa kemalangan atau meratap melahirkan kesedihan-kesedihan yang diiringi ratap tangis. Sejak berkembangnya agama Islam, tarian ini tidak lagi ditonjolkan pada waktu kematian, dan telah menjadi kesenian rakyat yang sering ditampilkan pada upacara-upacara adat.

  11. Tari Ratoh Duek
  12. Tarian tradisional Aceh Ratoh Duek adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ratoh berasal dari bahasa Arab berarti Rateb/ ratip yang mengandung makna melakukan puji-pujian dan doa kepada Allah SWT dan Nabi melalui syair yang di iramakan / di nyanyikan, Duek adalah duduk. Jadi Ratoh Duek adalah kegiatan kesenian yang mengandung makan ibadah dan di lakukan secara duduk.Dalam perkembangan dan penampilannya tari tradisional aceh Ratoh Duek ini gerakannya hampir mirip dengan tari saman yang saat ini sangat popular di kalangan masyarakat, generasi muda dan pencipta senitari di luar aceh.

  13. Tari Tarek Pukat
  14. Tari ini merupakan tarian yang diangkat dari kehidupan nelayan pesisir aceh yaitu membuat jarring “pukat” dan menangkap ikan dengan jaring ditengah laut. Suasana menarik pukat dengan harapan mendapat ikan yang banyak dinyatakan dengan semangat kerja keras da riang gembira yang sekali-kali terdengar teriakan senang pawang laut.




  15. Tari Saman
  16. Tari Saman merupakan warisan dan kekayaan budaya rakyat Aceh yang telah mendapatkan pengakuan dunia melalui UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Pendapat lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun, dalam perkembangan di era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syekh. Selain mengatur gerakan para penari, syekh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman, yaitu ganit

  17. Tari Ranup lam Puan
  18. Tari Ranup Lampuan adalah tarian tradisional yang berasal dari Aceh. Ranup Lampuan berasalah dari bahasa melayu yaitu dari kata Ranup dan Puan, Ranup artinya sirih sedangkan puan adalah tempat sirih. Di Aceh, Sirih adalah lambang penghormatan dan persaudaraan terhadap tamu. Tari tradisional Ranup Lampuan Aceh ditarikan oleh beberapa gadis Aceh untuk menyambut tamu resmi, menggunakan puan yang berisi sirih untuk disuguhkan kepada tamu tersebut. Tamu yang disuguhi dengan tari ranup lampuan biasanya memang tamu jauh atau tamu pemerintahan

  19. Tari Rapa'i Geleng
  20. Rapa'i Geleng adalah sebuah tarian etnis Aceh yang berasal dari wilayah Aceh Selatan. Rapa'i Geleng dikembangkan oleh seorang anonim di Aceh Selatan. Permainan Rapa'i Geleng juga disertakan gerakan tarian yang melambangkan sikap keseragaman dalam hal kerjasama, kebersamaan, dan penuh kekompakan dalam lingkungan masyarakat. Tarian ini mengekspresikan dinamisasi masyarakat dalam syair yang dinyanyikan, kostum dan gerak dasar dari unsur Tari Meuseukat. Jenis tarian ini dimaksudkan untuk laki-laki. Biasanya yang memainkan tarian ini ada 12 orang laki-laki yang sudah terlatih. Syair yang dibawakan adalah sosialisasi kepada masyarakat tentang bagaimana hidup bermasyarakat, beragama dan solidaritas yang dijunjung tinggi. Kostum yang dipakai berwarna hitam kuning berpadu manik-manik merah.

Daftar kabupaten/kota di Nanggroe Aceh Darussalam
  1. Kabupaten Aceh Utara Pusat pemerintahan Meulaboh
  2. Kabupaten Pidie Pusat pemerintahan Sigli
  3. Kabupaten Langsa Pusat pemerintahan Kota Langsa
  4. Kabupaten Aceh Tengah Pusat pemerintahan Takengon
  5. Kabupaten Aceh Besar Pusat pemerintahan Kota Jantho)
  6. Kabupaten Pidie Jaya Pusat pemerintahan Meureudu
  7. Kabupaten Aceh Barat Pusat pemerintahan Blangpidie
  8. Kabupaten Aceh Singkil Pusat pemerintahan Singkil
  9. Kabupaten Aceh Barat Jaya Pusat pemerintahan
  10. Kabupaten Nagan Raya Pusat pemerintahan Suka Makmue
  11. Kabupaten Bener Meriah Pusat pemerintahan Simpang Tiga Redelong
  12. Kabupaten lhokseumawekota pemerintahan
  13. Kabupaten Bireuen
  14. Kabupaten Aceh Tamiang Pusat pemerintahan Karang Baru
  15. Kabupaten Aceh Jaya Pusat pemerintahan Calang
  16. Kabupaten Aceh SelatanPusat pemerintahan Tapak Tuan
  17. Kota Banda Aceh Pusat pemerintahan Kota Banda Aceh
  18. Kabupaten Sabang Pusat pemerintahan Kota Sabang
  19. Kabupaten subulussalamkota Pusat pemerintahan subulussalamkota
  20. Kabupaten Pusat pemerintahan Kutacane
  21. Kabupaten Pusat pemerintahan Sinabang
  22. Gayo Lues
  23. Aceh Timur

4 komentar:

Education mengatakan...

okey lanjutkan

Education mengatakan...

ok..ok...

Education mengatakan...

teruskan............

Education mengatakan...

Ok ok